Aksi tidak bertanggungjawab Kelompok Tehreek-e-Taliban (TTP) yang membantai ratusan anak di sebuah sekolah di Peshawar Pakistan membangkitkan kecaman dari para petinggi Negara-negara dunia.
"Kami ikut berduka dengan rakyat Pakistan. Doa kami bersama keluarga para korban. Bagi para korban luka kami doakan agar mereka segera pulih kembali. Penyanderaan dan pembunuhan anak-anak sudah melampaui kekejaman apapun yang sudah dialami Pakistan yang sudah dicengkeram teror dan kekerasan selama bertahun-tahun," ujar Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier, Selasa (15/12/2014).
Sementara itu Perdana Menteri India Narendra Modi mengecam keras aksi pengecut yang dilakukan Taliban di Peshawar itu. "Aksi Taliban itu adalah sebuah aksi tak berperikemanusiaan dan merupakan sebuah kebrutalan yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata. India ikut merasakan duka Pakistan. Doa kami untuk mereka yang kehilangan orang-orang yang mereka cintai hari ini. Kami ikut merasakan duka mereka dan kami menyampaikan rasa duka cita yang mendalam," lanjut Modi.
Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, yang sudah tiba di Peshawar, menggambarkan serangan itu sebagai sebuah "tragedi nasional" dan menegaskan tekad melawan terorisme. "Saya merasa bahwa sampai dan sebelum negara ini bersih dari terorisme, perang dan upaya ini tidak akan berhenti. Tidak satu pun yang sebaiknya meragukan hal itu," tegasnya.
Ucapan
bela sungkawa juga datang dari peraih hadiah Nobel perdamaian, Malala
Yousafzai. Remaja yang nyaris tewas akibat peluru Taliban itu mengatakan hatinya hancur mengetahui tragedi di kampung halamannya tersebut. "Hati saya hancur oleh aksi
teror tak berperikemanusiaan dan berdarah dingin di Peshawar. Anak-anak sekolah
tak berdosa tak seharusnya mengalami kengerian semacam ini. Saya mengecam
kejahatan dan tindakan pengecut semacam ini. Saya mendukung pemerintah dan
angkatan bersenjata Pakistan yang selama ini berusaha keras untuk menangani kengerian semacam ini," ujar Malala.
Kelompok TTP sendiri menyatakan bertanggung jawab atas
aksi berdarah itu dan menyebut aksi tersebut sebagai pembalasan atas serangan
militer Pakistan terhadap kubu-kubu kelompok militan di kawasan sabuk kesukuan Pakistan.